pada sebuah dataran tinggi yang hening; pagi-pagi sekali
jam telah membangunkan bocah-bocah untuk menjual matahari
sebelum burung-burung turun untuk mengepakkan sayap lebih
tinggi
“dan kami telah
ditakdirkan untuk menjadi penunggu pagi”
kemudian mereka memanggul caping yang menjadi saksi
bahwa cadas tak mesti menjadikan
mereka merawat rasa malas
seorang gadis merogoh uang di
saku celananya,
menawar berapa harga yang mesti ia tukar
dengan caping di kepala mereka
yang penuh dengan peta; cita-cita
pada siang hari, sengaja tak ada
ritual tidur siang yang merentangkan lengan
mereka lebih memilih untuk
menyaksikan turis;
yang memindahkan diri mereka
kedalam sebuah kotak kamera
sebagai catatan yang kami sebut
sebagai perumpamaan dari kenangan.
pada malam hari, mereka
menyerahkan sepenuhnya tenaga kepada dahaga
kemudian lelaplah rasa kantuk
yang meluap-luap menjadi semacam angin yang terkutuk
untuk menyalakan jati diri esok
hari; berulangkali.
Kendal, Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar