Unsplash - Brian Lindquist |
ia terperosok di sebuah lubang. kubang bagi kata-kata yang sesungguhnya tak bernama. tak ada. kecuali ia dan dirinya. raksasa rakus sedang lapar keinginan. di sebuah panggung, ia berbusa-busa meski tanpa perlu menuang sabun. basa-basi yang terlalu basi untuk sekadar pengulur waktu makan sore hari: tak ada lahan lain bagi puisi.
ia berlari, berputar-putar melingkari dirinya sendiri. di jalan, ia menembak mati seseorang. yang di keningnya berisi benih-benih puisi. lalu tertawa-tawa. dan berputar. dan berputar dan berputar. tanpa merasa tertawan.
ia mabuk ludah hingga tak tahu tali sepatunya lepas. di kakinya. dan menjerat dirinya sendiri. ke belakang. yang jauh. tak seperti pasca-kontemporer yang ia sebut-sebut sebagai bukan itu-itu saja. yang sesungguhnya hampa dan itu-itu saja. juga.
kendal, 21.12.2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar