28 September 2013

SEBUAH PUISI FINA LANAHDIANA (www.unsa27.net Ed. September 2013))

ORANG-ORANG DAN HAL-HAL YANG DITUHANKAN

lupa lupa lupa, atau apa yang entah
alasan yang semestinya sadar bagi pura-pura; sabar bagi luka kita
sebab kepala-mata yang ditidurkan peristiwa pada benda-benda,

:TELEVISI
di kepala ini telah tumbuh tunas yang sampah; sia-sia
begitu riang memandikan air mata yang tumpah
dari keypad handphone, blackberry, dan ipad yang dengannya kita bisa menerka seberapa besar kita mesti membuang muka kepada siapa-siapa saja;
yang mengajarkan seragam sekolah yang masih memeluk pensil itu untuk tiba-tiba mencintai rautan yang runcing

:KENDARAAN
tubuh ini yang tak ingin dilukai cidera seringkali membunyikan knalpot di sepanjang kaki-kaki kita;

hijau yang tidak lagi sebagai paru-paru menjadikan kita
semakin kemarau dengan dada yang penuh dengan keributan hutan
yang semakin kota; yang semakin kita

:ALAT-ALAT KECANTIKAN
seringkali kita tak ingin cermin terlampau jujur pada usia;
pada uban-uban yang mulai tumbuh di kepala kita; di wajah kita
yang menjadikan kita rela pada obat-obat dan bahan kimia

dan tak ingin lagi disebut sebagai bedak tabur yang mati-matian bertarung melawan sejarah
ataupun poles bibir yang tak ingin mengatakan dirinya sebagai pendusta yang paling bisa.

Kendal, Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar