14 November 2013

Obituari

 
Pixabay - Gerd Altmann

 
 –siapa yang tahu waktu, apakah ia akan tetap berputar dua puluh empat jam ke depan?
 
Berikut adalah puisi yang saya tulis untuk mengenang salah seorang teman. Saya belum pernah bertemu dengannya. Tapi entah, saya ingin sekali menulis untuknya.

RANTAU
:Kus Calvin

barangkali kepergian adalah rantau paling angin;
lesap seperti tajam hujan yang mengetuk-ngetuk  jendela kamar
lalu senyap menyisakan jejak-jejak dari masa lampau,
berputar melingkari segala penjuru arah—yang dinamakan cita-cinta
lantas tidak ada apa-apa yang tersisa

kini kakimu telah jauh melewati batas
dari segala macam kapal-kapal yang berlayar

laut mengental serupa kabut yang menggantung di langit-langit
bagi sebuah bising yang tiba-tiba asing
keriuhan yang tidak ada alasan untuk membantahnya

angin lupa mengemas hari untuk masa depan
meski hanya sebatas putaran dua puluh empat jam saja
ketiadaan ini bukankah memang begitu pendiam,?

Kendal, 12.11.13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar