13 Februari 2014

Mengingat Sesuatu yang Kau Sebut Lupa

Kepada:
Imam Apriansyah

-- kau melupakan bibirmu bercerita kepada telinga juga mataku yang mudah dihapus lelehan air hujan, luruh di jendela kaca. lalu cuaca seperti kesedihan yang menanggung air mata sendirian.

-- Im, aku tidak sedang meluangkan hari rabu yang bahagia. ini seperti surat yang mendarat tanpa sebuah alamat disalah satu sisinya. di kepalaku sayap kupu-kupu terbang, buku-buku berserakan.

-- kau tak perlu menghafal kalender serupa jadwal belajar setiap malam. cukuplah kita saling merayakan percakapan di dalam buku harian yang menceritakan selamat berkenalan kepada masa depan.

umpamakanlah diri kita sebagai sebuah lensa kamera. ia yang jujur menangkap wajah kita yang payah menghindari diri dari ceriwis orang-orang yang menjual pertemuan. bukankah ia tak pernah menentang yang bernama kenangan?

-- kau cukup berdiri. kelak di punggungmu itu akan ditumbuhi bayang-bayang yang kau impikan sebagai ruas-ruas yang pernah tenggelam oleh arus kehilangan. bukankah tidak ada ketiadaan yang benar-benar habis ditelanjangi matahari malam?

April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar