Oleh Majenis Panggar Besi
Catatan Kecil Sang Presiden
emak,
emak,
emak,
bapak,
Catatan Kecil Sang Presiden
emak,
emak,
emak,
bapak,
perpanjangan lengan Tuhan di dunia
tanpamu, aku bukanlah apa-apa
Oktober 2013
Bingkai yang Lain
(Ayah)
berat lara yang rupa-rupanya harus kita
panggul sampai mati, yah
kau berkeras mengikhlaskanku untuk
sebuah pengharapan
bahwa aku harus mendapatkan yang lebih
dibanding pondok bambu rumah kita
pakaian yang hanya bekas pakai saudara
yang lebih tua
tetes kecap yang manis mengurap nasi
engkau lupa yah
engkau lupa rupanya bahwa ada yang
luput dari senja matamu
tentang cinta mengenai kasih sayang
yang puas menghauskanku di rumah baruku
bahwa ada perihal yang selalu tak
sesuai dengan kira jumlah perkalian
bahwa ada yang tak melulu mampu
mencukupkan hasil bagi
aku memang tumbuh Yah
aku berjanji, demi kita
aku akan tumbuh
meski di istana ini-- kerajaan saudara
sedarahmu-- aku diperlakukan serupa babu
dipandang hina seperti babi
aku akan tumbuh Yah
menjadi yang kau mau
aku berjanji akan memenuhi
mimpimu-mimpi kita
aku harus memakai toga.
Oktober 2013
Di manakah Surgamu?
Disinilah aku kini bersembunyi, Christ
tempat dimana siang adalah lebih lama dibanding malam
jauh dari nafasmu
jauh dari kenangan kita yang semakin menipis dianiaya usia
sebab kita lebih memilih membagi kasih sayang melalui rentang jarak
hingga kita selalu merindukan kata halo dan segala yang mengikuti sesudahnya
"Inilah nasibku, di tinggal olehmu.
Aku ini lelaki, kewajiban utamaku adalah Ibuku. Surgaku di telapak kaki Ibuku."
berulang kali kubisikkan dengan perlahan kepada matamu yang semakin rentan
sebab telah begitu sering matamu kubocorkan
dan aku hanya ingin kau juga tak pernah melupakanku
tak peduli rintik hujan mampu melapukkan batu
perih yang kau berikan padaku akan tetap menyala
menghangatkan dan mengingatkan pertemuan itu betapa sayatnya
dan bisikmu turut gemerisik
"aku pergi dan tak kan kembali. Aku ini seorang istri, hidupku adalah suamiku. Karena surga seorang istri hanyalah menumpang kepada sang suami."
Biodata:
Majenis Panggar Besi adalah nama pena dari Muhammad Sholeh, lahir di Banyuwangi pada 23 oktober 1986. Salah satu puisinya diterbitkan dalam antologi Amarah bersama para penulis LPPLB. sekarang berdomisili di Bengkulu, Bisa dihubungi via facebook (Bojan Jaya) dan nomor hp 085336013610.Di manakah Surgamu?
Disinilah aku kini bersembunyi, Christ
tempat dimana siang adalah lebih lama dibanding malam
jauh dari nafasmu
jauh dari kenangan kita yang semakin menipis dianiaya usia
sebab kita lebih memilih membagi kasih sayang melalui rentang jarak
hingga kita selalu merindukan kata halo dan segala yang mengikuti sesudahnya
"Inilah nasibku, di tinggal olehmu.
Aku ini lelaki, kewajiban utamaku adalah Ibuku. Surgaku di telapak kaki Ibuku."
berulang kali kubisikkan dengan perlahan kepada matamu yang semakin rentan
sebab telah begitu sering matamu kubocorkan
dan aku hanya ingin kau juga tak pernah melupakanku
tak peduli rintik hujan mampu melapukkan batu
perih yang kau berikan padaku akan tetap menyala
menghangatkan dan mengingatkan pertemuan itu betapa sayatnya
dan bisikmu turut gemerisik
"aku pergi dan tak kan kembali. Aku ini seorang istri, hidupku adalah suamiku. Karena surga seorang istri hanyalah menumpang kepada sang suami."
Biodata:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar