Oleh: Fina Lanahdiana
panas yang mendidih di sekujur tubuh
mengalir menjadi macam-macam sungai
berisi suara kemarahan yang merah
angin membuka pintu
seseorang memesan kota di dalam kepalanya
ia ingin sekali menyeberangi pantai
yang penuh cangkang aroma garam
berisi warna matahari
tidak ingin ada perahu lain kecuali tubuhnya yang rakus
terdampar di pulau-pulau kecil milik kenangan
udara terbuat dari mata angin para nelayan
menelusup diam-diam ke dalam kata-kata
kemudian bahasa menjadi hal paling diam di dalam mata
berwarna kuning kebencian
tanpa pohon-pohon yang tangkainya membungkuk mencium tanah
kalimat menggantung seperti akar-akar beringin
kosong dipenuhi lubang berisi hampa
serupa telur yang gagal menanam benih
mengalirkan aroma tak ingin mengulurkan lengan
kepada apapun di luar dirinya
langit berwarna jingga
gelembung-gelembung pecah
menjadi hal-hal tak pernah sudah
telinga berdengung seolah lalat-lalat pencari
yang hendak mencuri bahagia paling rahasia
Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar