17 Januari 2020

Memasuki Lubang Jarum


kita berlama-lama duduk hendak menciptakan harapan. seperti percikan api sebelum nyala lilin. hangat dan mudah sampai. orang-orang berebut masuk ke dalam mimpi. tepi yang tak memiliki batas, seperti galaksi bimasakti di antara langit-langit.

di bulan januari, setiap hal seolah menjadi penting untuk dijadikan hitungan. doa-doa seperti layang-layang yang diterbangkan seorang bocah tanpa nama pada siang hari. ia berlari-dan berlari di atas kakinya yang telanjang, sementara kerikil-kerikil terus mengejar dari bawah sebagai luka-liku di tiap-tiap tanjakan dan turunan. ia tak peduli. yang ia ingat bahwa layang-layang miliknya harus naik dan terus naik agar ia terus bisa berlari.

di sebuah rumah, kita berlama-lama duduk. memasuki lubang jarum. hendak menciptakan aneka benda-benda mudah pakai; telah kita siapkan sebuah jarum, gulungan benang warna-warni, di bawah sebuah lampu dengan nyala sedikit redup. jari-jari yang semoga pandai merangkai sehingga kelak kita kenakan baju-baju itu pada sebuah pesta kembang api yang dihadiri setiap apa pun yang pernah bermimpi. mungkin juga seekor kucing lapar di bawah jembatan yang kita lewati setiap hari. kembang api yang berbunyi sekali, kemudian memecah cahaya warna-warni. seperti juga mimpi-mimpi. yang penuh dengan api.

Kendal, Januari 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar